KPG ( Kelas Pemikiran GUSDUR )



KPG ( Kelas Pemikiran GUSDUR )

PEMBAHARUAN ABDURRAHMAN WAHID: GAGASAN DAN STRATEGI 

Oleh : Hairus Salim HS

Kesulitan pertama di dalam upaya membentangkan pemikiran-pemikiran Abdurrahman Wahid (selanjutnya Gus Dur, sesuai sebutan akrabnya) terletak pada luasnya spektrum yang menjadi minatnya selama ini. Gus Dur bukan seorang akademisi yang setia menghuni perguruan tinggi dan menumpahkan perhatiannya pada satu dua topik masalah saja. Ia adalah seorang cendikiawan-aktivis, dan boleh dikata juga, seorang eksiklopedis, dengan perhatian luas dan beragam, yang membentang mulai topik agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan hingga soal-soal praktis seperti sepak bola dan film. Segera saja kesulitan ini harus diatasi dengan suatu ikhtiar mengumpulkan seluruh tulisannya dan kemudian menyeleksinya sesuai dengan topik yang dibutuhkan. Tapi sampai di sini pun kesulitan itu belum seluruhnya bisa teratasi, karena seperti disebut di atas, Gus Dur –sekali lagi—  bukanlah seorang yang secara resmi menulis dengan sistematis dan tuntutan ilmiah yang ketat. Misalnya saja ia jarang menyebutkan sumber-sumber rujukannya ketika menulis. Harus segera diingat, memang sasaran tulisan dan ceramahnya tidak terbatas untuk kalangan akademisi perguruan tinggi, tapi juga masyarakat muslim kelas menengah ke bawah. Tulisan-tulisannya juga tidak semata hadir di jurnal-jurnal ilmiah tapi juga di koran-koran nasional maupun lokal. Tapi hal itu bukan berarti tulisan-tulisannya tidak memiliki bobot ilmiah. Dalam hal yang satu ini, misal dalam kemampuannya merumuskan 

Pertanyaan-pertanyaan pada masalah yang disorotinya dan sekaligus dengan itu refleksi filosofis yang menyertainya, Gus Dur jauh melampaui seorang ilmuwan sosial atau ilmuwan agama, yang semata bersandar pada dan hanya mengutip buku ‘teks’ saja. Barangkali telah menjadi tugas seorang penelitilah untuk menelusuri, mengumpulkan, menyusun, dan akhirnya menafsirkan pemikiran-pemikirannya yang banyak tersebar tersebut. Pekerjaan ini diharapkan akan memberikan sosok dan jejaknya lebih jelas dalam ranah ‘pembaharuan’ pemikiran dan struktur masyarakat Islam (Indonesia), terutama dalam hal agenda dan strategi pembaruannya.[1] Tapi sebelum lebih jauh, dan sebagai bagian dari usaha penelusuran itu, akan terlebih dulu dikemukakan riwayat hidupnya, riset-riset sebelumnya, pemahamannya mengenai ‘pembaharuan,’ dan ikhtiar-ikhtiar pembaruan yang telah ditawarkan  dan dilakukannya.

Sumber : Seknas Jaringan GUSDURian

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :