Memo Timur - Sungguh memilukan yang dialami Ahmad Raqila Rajendra, Bayi di Bawa Lima Tahun (Balita) yang masih berumur 1.8 bulan ini. Sejak masih menginjak usia 7 bulan, leher Balita ini ditumbuhi tumor jinak. Faktor biayalah, membuat operasi tumor jinak itu selalu ditunda-tunda.
Diketahui, orang tua Balita ini termasuk pasangan pernikahan usia dini. Ibunya Khusnul Aifa masih berumur 16 tahun sedangkan ayahnya Hasnudin masih berumur 18 tahun yang bekerja sebagai kuli bangunan. Dalam kesehariannya, pasangan muda itu hidup bersama kedua orang tuanya di rumah kontrakan di Dusun Mertosari, Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir.
Citra (58), Nenek Raqila (panggilan akrab Balita itu sehari-hari) menjelaskan, saat masih berumur 6 bulan tumbuh benjolan kecil di lehernya. Penasaran, ia lalu membawanya ke dokter Latif, salah satu dokter spesialis anak di Lumajang untuk memeriksanya. “Waktu itu kata dokter Latif hanya uci-uci atau benjolan kecil yang tumbuh di atas daging,” ujarnya kepada Memo Timur saat berkunjung ke rumahnya pada Rabu (24/8). PDAM Miliki Hutang 33 Miliar
Tetapi 10 hari kemudian kata Nenek tersebut, benjolan kecil yang ada di leher cucunya itu semakin besar, sebesar buah sawo. Takut terjadi sesuatu pada cucunya, ia kemudian membawanya ke salah satu dokter spesialis di Jember. Dari keterangan doketr itulah, diketahui, jika benjolan yang tumbuh di leher cucunya itu adalah tumor jinak.
Agar dilakukan operasi, nenek tersebut lalu membawa cucunya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Haryoto Lumajang. Namun saat itu, pihak Rumah Sakit Umum memberikan rujukan untuk dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Di Rumah Sakit itulah, cucunya menjalani opname selama 37 hari sambil menunggu jadwal operasi. Rampas Motor, Riyanto Babak Belur Dihakimi Warga
“Selama Op name di Rumah Sakit Saiful Anwar, saya tidak mengeluarkan biaya karena memakai Kartu BPJS,” paparnya. Lagi-lagi, operasi tumor pada cucunya itu gagal dikarena pihak Rumah Sakit menyarankan untuk pindah kelas dari kelas 2 naik ke kelas 1 dengan tambahan biaya sekitar Rp 10 hingga 15 juta.
Merasa belum mampu membayar biaya tambahan tersebut, maka ia nekat membawa cucunya pulang lagi ke rumahnya. Sudah hampir satu tahun ini, ia sudah mengumpulkan uang untuk biaya cucunya operasi, namun masih belum terpenuhi. ”Uang yang saya tabung masih belum cukup untuk biaya operasi cucu saya Mas,” ungkapnya. Ada Pungli di Dispendukcapil?
Disaat dirinya menunggu uang yang dikumpulkannya itu cukup untuk biaya operasi, tiba-tiba beberapa hari kemarin tepatnya pada Senin (22/8) siang, ada Bidan Desa bersama Kepala Desa (Kades) setempat berkunjung ke rumahnya untuk melihat kondisi tumor yang diderita cucunya.
”Setelah pulang dari rumah, Bu bidan bersama Pak Kades lalu mengajukan bantuan kepada Dinas kesehatan Lumajang untuk biaya operasi cucu saya. Alhamdulillah terrealisasi” terang perempuan paruh baya itu dengan wajah berseri-seri.
Rencananya, Rabu malam itu juga ia bersama cucunya akan diberangkatkan ke RSSA Malang untuk menjalani operasi tumor jinak yang diderita cucunya. “Nanti malam saya akan dijemput Pak Kades, akan diantar ke Malang untuk menjalani operasi di Rumah Sakit Saiful Anwar,” pungkasanya. Puluhan Penambang Resmi Hengkang Jadi Penambang Ilegal
Sementara itu, istri Bupati Lumajang, Tutuk Fajriya As’at bersama rombongan pada Rabu siang berkunjung ke rumah Balita pengidap tumor jinak itu untuk memberikan bantuan. Kepada orang tua dan nenek balita itu Tutuk berpesan agar tetap sabar dan berdoa agar selama menjalani operasi berjalan lancar. ”Kami juga turut berdoa agar operasi berjalan lancar dan selamat,” tuturnya. (tri)