Permintaan itu disampaikan Amien dalam pidatonya di acara buka bersama kader PAN di kediaman Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di wilayah Jakarta Selatan, Sabtu (9/6).
Sepanjang pidatonya tersebut, Amien memang menyebutkan jika tahun 2019 harus memiliki pemimpin yang baru.
Menurutnya, karut-marut yang terjadi di semua tingkatan adalah tanggung jawab adalah "kepalanya". Dia menyebutkannya dengan perumpamaan bahwa "ikan mulai membusuk melalui kepalanya, bukan ekor maupun sirip dan perut".
" Kalau negeri ini yang demikian besar mulai oleng, utang sudah gede, infrastruktur ke semua asing, kemudian juga Meikarta juga mangkrak, reklamasi Jakarta juga lebih mangkrak lagi, siapa yang salah ya? Kepalanya. Makanya perlu ganti presiden," cetus dia.
Usai berpidato soal pemikirannya, Amien pun mengajak kader PAN yang hadir di sana untuk berdoa dan meminta pemimpin baru.
" Jadi Anda itu sekarang perlu berdoa jadi tiap sore ya tiga menit saja 'Ya Allah semoga engkau memberikan bangsa yang tercinta ini sebuah presiden baru yang cinta kepada agamamu, yang tidak akan mengkriminalisasi ulama, tidak akan menjual kekayaan bangsa ke asing dan Aseng. Kalau belasan juta tiap hari itu berdoa, Allah malu tidak mengabulkan," tuturnya.
Terpisah, politikus PDIP Arteria Dahlan meminta Amien tak mengeluarkan pernyataan tak produktif dan memecah belah. Jika hendak mengganti dan mengkritik Presiden, Amien disarankannya melakukan melalui jalur konstitusional, yakni Pemilu 2019 dan fraksi PAN di DPR.
" Lakukan penguatan internal kepartaian melalui Partai Amanat Nasional, buktikan ke publik kerja-kerja kerakyatan yang telah diperbuat, dan siapkan diri untuk hadapi Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden dengan baik, yakinkan rakyat bahwa ide, visi, misi dan gagasan beliau lah yang lebih baik," ucapnya, melalui keterangan tertulis.
Diketahui, Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla dikritik kalangan oposisi karena ada pemidanaan terhadap pihak pemuka agama dari kalangan mereka. Salah satunya, pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. (bazz/cnni)