BONEPOS.COM, BONE - Peta politik menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Bone 2018 mendatang, kembali mencuat. Setelah Andi Asrul yang disebut-sebut akan meramaikan bursa pemilihan bupati mendatang, kini kembali muncul salah satu figur yang menyatakan kesiapannya untuk ikut bertarung pada pesta demokrasi di Bumi Arung Palakka, julukan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Dia adalah Dr. Muhammad Akil Musi, yang merasa terpanggil untuk menjadi bagian yang penting dalam pilkada Bone 2018.
Dalam rilisnya kepada Bonepos.com, Jumat 12 Mei 2017, menuturkan bahwa aga tiga hal yang menjadi progres penekanan untuk perjuangganya di Bone kedepan, yakni beradat, religius dan terhormat.
"Makna beradat adalah bahwa saya memandang perlunya menjadikan Bone sebagai kiblat dan pusat peradaban masyarakat bugis. Selama ini Bone telah dikenal sebagai Kota Beradat namun masih sebatas simbolik dan belum mampu ditransformasikan pada kehidupan masyarakat yang lebih riil,"tuturnya.
Selain itu, dijelaskan Muhammad Akil, bahwa pangedereng adalah suatu norma yang seharusnya menjadi bagian penting dalam pembangunan dan peradaban orang-orang Bone. Bukan hanya sebatas hubungan struktural dan fungsional melainkan adat harus menjadi keunggulan yang mampu menjadi “karakter” masyarakat Bone yang santun dan cerdas dan berani.
"Dalam konteks religius, Bone memiliki sejarah dan kultur yang kuat, namun selama ini Bone terkesan dipimpin oleh puang yang lebih berasa aristokrat dimana jurang antara masyarakat dan pimpinan teramat begitu senjang,"katanya.
Kata Akil, hal ini yang dipupuk terus sehingga budaya sipakatau, sepakalebbi, dll hanya sebuah hiasan sebab yang ada justru rasa takut, hormat yang tidak seimbang. Bone membutuhkan seorang Imam seperti prototipe Rasulullah SAW yang mampu mengubah peradaban dunia dengan konsep masyarakat Madaniyah.
"Saya berpikir bahwa sudah seharusnya seorang Bupati bukan saja pemimpin birokrasi melainkan mampu menjadi panutan dan teladan bagi masyarakat Bone yang dikenal memiliki kultur keberagamaan Islam yang kental. Selama ini belum pernah kita saksikan ada Bupati Bone yang sanggup menjadi Imam sebab mereka memisahkan antara agam dan pemerintahan, antara Umara dan Ulama,"ujarnya.
Padahal, Lanjut dia, Bone adalah lumbung santri. Itulah sebabnya kehormatan Bone hanya ada dalam sejarah masa lalu dan pada hari ini yang tinggal adalah kenangan akan kebesaran itu.
"Marwah inilah yang saya akan kembalikan ke pangkuan masyarakat Bone. Termasuk menyelamatkan generasi muda dan anak-anak masa depan bangsa untuk bersama mengawal perjuangan ini demi mendudukkan kembali sebuah kehormatan orang-orang Bone yang terbukti memiliki berbagai potensi yang dahsyat dalam berbagai hal,"pungkasnya. (*)
EDITOR : JUMARDI
COPYRIGHT © BONEPOS 2017
COPYRIGHT © BONEPOS 2017