Surat Terbuka:
Kepada Yang Terkasih:
(Sobat Wemban Kogoya)
Di Tempat
Salam pertemanan dari kami.
Kami sangat terkejut dan heran. Karena Anda mengaku dan pemilik TANAH di Pumbanak, Lanny Jaya. Waktu kami bermain-main sebagai anak-anak yang lahir dan besar di tempat ini, kami tidak pernah bermain-main bersama Anda.
Kami telah bertumbuh, menjadi besar dan kuat dari hasil TANAH yang Anda mau serahkan kepada orang asing yang kami belum pernah tahu dan kenal sebelumnya.
FOTO: Wemban Kogoya (doc. pribadi) |
Kami anak-anak yang lahir dan besar di atas TANAH ini, mau bertanya kepada Anda. Waktu kecil Anda ada dimana? Karena belum pernah dan tidak pernah berjalan bersama, bermain bersama, cari kayu bakar bersama dan makan bersama dan tidur bersama di TANAH ini.
Anda sudah menginjak-injak martabat TANAH Pumbanak sebagai MAMA kami yang di atasnya kami pernah ada dan hidup.
Dan juga, Anda sudah menginjak martabat dan kepala kami yang nama-nama di bawah ini.
- Socratez S.Yoman
- Piter Kogoya
- Yunny Kogoya
- Enos Kogoya (alm.)
- Nikawe/Nikel Yigibalom
- Manuer Bolak Kogoya
- Abe Yigibalom
- Paruk Kogoya
- Musa Kogoya
- Minggen Kogo
- Kostan Kogoya
- Moor Kogoya (alm.)
- Petrus Kogoya (alm.)
- Kililik Murip (adik)
- Yuriame Kogoya (adik)
- Awuluk Kogoya (adik)
- Imanuel Kogoya (adik)
- Abelom Oktovianus Kogoya (alm.) kakak yang selalu pimpin kami.
- Maaf teman-teman lain yang tidak sebut nama dalam daftar ini.
Kami tidak memusuhi dan menyangkal Anda sebagai teman kami, tetapi dalam hal menjual MAMA kami, yaitu TANAH kami di Pumbanak, kami berdiri bersama dan MELAWAN dan MENOLAK dan TIDAK SETUJU dengan Wemban Kogoya untuk menjual MAMA kami atau TANAH kami Pumbanak.
Saudara Wemban Kogoya, Anda membuat masalah besar dan musibah besar dengan kami. Karena dengan berani, ringan hati, ringan pikiran, ringan mulut dan ringan tangan menjual MAMA kami. Anda telah membunuh MAMA kami. Anda sudah menghilangkan sumber hidup kami.
Saudara Wemban Kogoya, Anda sudah berusaha menghilangkan bekas-bekas kaki kecil kami yang pernah kami ukirkan di Pumbanak. Anda berusaha hilangkan keringat kami di Pumbanak waktu kami bermain bersama dalam usia anak-anak.
Anda mau mencabut dan menghilangkan akar hidup kami. Anda berusaha membuat kami tidak punya TANAH. Anda menciptakan kemiskinan permanen dalam hidup dan masa depan kami.
Baca juga:
Saudara Wemban Kogoya, Anda jangan menghilangkan roh dan bayangan kami yang kami abadikan di Pumbanak yang selalu jaga MAMA kami sampai saat ini. Roh dan bayangan kami selalu ada di Pumbanak.
Lalu, kami bertanya kepada saudara Wemban Kogoya, dimana bekas kaki kecil Anda, roh dan bayangan sejak kecil? Karena kami belum pernah bersama dengan Anda di atas TANAH kami.
Kami TIDAK rela dan sangat tidak senang MAMA/TANAH kami Pumbanak dijual ke tangan orang asing. Kalau Anda tidak mau jaga MAMA, silahkan Anda pergi. Kami siap jaga MAMA/TANAH kami Pumbanak. Karena, MAMA/TANAH Pumbanak tahu bahwa kamilah yang LAYAK atas TANAH itu. Karena ada bekas kaki, roh dan bayangan kami.
Kesimpulan:
SAUDARA WEMBAN KOGOYA, KAMI BERDIRI BERSAMA DAN MELAWAN ANDA KARENA ANDA TELAH MENGHINA, MENGKHIANATI DAN MENJUAL MAMA/TANAH KAMI PUMBANAK.
Doa dan harapan kami, surat ini berguna bagi pak Wenda Kogoya.
Ita Wakhu Purom, Sabtu, 25 April 2020
An nama teman-temanku,
Dr. Socratez S.Yoman
Kontak: 08124888448
Posted by: Admin
Copyright ©tabloid-wani.com "sumber"
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com