Indonesia Protes Vanuatu Ikutkan Benny Wenda di Forum Pasifik

Indonesia Protes Vanuatu Ikutkan Benny Wenda di Forum Pasifik
Plt Juru Bicara Kemlu Faizasyah (Zakia/detikcom)
No. 1 PAPUA Merdeka News | Portal

Jakarta, - Tokoh separatis Papua Benny Wenda diundang sebagai salah satu peserta dalam Forum Kepulauan Pasifik (PIF) di Tuvalu, 13-16 Agustus 2019. Kementerian Luar Negeri telah mengajukan protesnya kepada sekretariat PIF atas keikutsertaan Benny.

"Yang pasti terkait hal ini pemerintah Indonesia telah menyampaikan protes dan keberatan kita ke pihak Vanuatu melalui sekretariat PIF di Fiji, maksud saya, di Suva. Jadi, keberatan itu sudah kita sampaikan ke pihak sekretariat PIF di Suva," kata Plt Juru Bicara Kemlu Faizasyah saat ditemui detikcom di kantornya, Senin (12/8/2019).

Protes ini disampaikan karena, menurut Faizasyah, pihak sekretariat PIF tidak netral dalam isu Papua.

"Dan sejauh pandangan kita, pihak sekretariat ini memiliki ketidaknetralan dalam isu Papua ya, bersikap tidak sepatutnya sebagai sekretariat. Jadi itu sebabnya kita menyampaikan keberatan," sambungnya.

Faizasyah juga menegaskan pemerintah Indonesia tidak membuka ruang dialog dengan Benny Wenda. Pasalnya, kata Faizasyah, Benny Wenda sudah benar-benar ingin berpisah dari NKRI.

"Ya, Benny Wenda sudah posisinya untuk memisahkan Papua dari Indonesia. Jadi, kita mau pun, tidak ada keinginan dari pihak pemerintah untuk berbicara dengan mereka, pihak lawan, pihak yang ingin memisahkan diri dari Indonesia. Masa kita berdialog?" ujar Faizasyah.

Dia kemudian berbicara mengenai hubungan bilateral Indonesia-Vanuatu yang cukup renggang. Indonesia, ditegaskan Faizasyah, tidak mau ambil pusing dengan negara-negara yang tidak bersahabat.

"Tapi kalau kita melihat sikap yang tidak bersahabat, buat apa kita membangun kerja sama dengan orang yang tidak bersahabat dengan kita, sementara masih banyak negara lain yang mau bersahabat dengan Indonesia, yang bisa kita prioritaskan kerja sama pembangunan ekonomi," pungkasnya.

Menurut Faizasyah, Indonesia memilih fokus pada pembahasan isu ekonomi dan lingkungan. Bagi Faizasyah, masalah Papua itu sudah selesai.

"Jadi, lihat sisi-sisi positif yang menguntungkan kedua pihak, PIF dan Indonesia. Daripada kita mempermasalahkan satu isu yang tidak akan ada penyelesaiannya karena itu adalah masalah kedaulatan. Jadi masalah Papua itu selesai," pungkasnya.
(knv/knv)



Copyright ©detikNews "sumber"
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com

Subscribe to receive free email updates: