BANTENPERSPEKTIF.COM, JAKARTA - Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) sekaligus Badan Pemenangan Prabowo - Sandi meminta keadilan hukum agar ditegakan secara adil. Hal ini penting agar tercipta pesta demokrasi yang menenangkan, bukan kegaduhan.
"Prinsipnya baik pribadi maupun Badan Pemenangan Prabowo tidak mentolerir penyebaran hoax. Oleh karena itu hendaknya perlakuan adil ditegakan kepada siapapun yang melakukan hoax, apakah itu kubu 01 maupun 02," kata Yandri saat menjadi narasumber pada sebuah acara di TVOne, Selasa (19/03/2019).
Dikatakan Yandri, dirinya saat ini merupakan korban hoax terkait video potongan yang merugikan dirinya. Ia pun berencana akan melaporkan masalah tersebut ke pihak kepolisian kendati yang pelaku telah meminta maaf.
"Jangan juga kalau pelakunya dari kami (kubu 02) diproses secara cepat, tetapi ketika pelakunya dari kubu lain tidak dilakukan proses yang serius. Nah, hal - hal seperti ini tidak boleh terjadi karena akan membuat kekecewaan masyarakat," kata Yandri.
Apa yang dikatakan Yandri tersebut merupakan ajakan kepada aparat penegak hukum untuk berlaku adil. "Kasus emak - emak di Bekasi kan diproses cepat, kami juga meminta agar kasus yang merugikan pasangan 02 juga diproses dengan adil, seperti pernyataan bahwa kalau Ma;ruf Amin tidak akan ada lagi tahlilan. Itu kan videonya jelas, barang buktinya ada jadi mestinya pro aktif," kata Anggota DPR RI ini.
Sementara itu, Ipang, salah satu tim Jokowi - Ma;ruf mengaku jika dirinya paling banyak mendapatkan serangan hoax. Terkait kasus yang dinilai Yandri merugikan pasangan 02, Ipang berdalih kalau acara tersebut merupakan acara internal dan berbeda dengan kasus di Bekasi.
"Kalau yang di Bekasi kan terbuka, sedangkan acara itu merupakan internal," kata Ipang. Sedangkan perwakilan Bawaslu RI mengatakan bahwa pihaknya melakukan tindakan sesuai dengan undang - undang. "Jika ada masalah yang tidak terkait dengan pemilu maka kami serahkan kepada kepolisian dan kami selalu koordinasi," katanya. (DBS/KNT)