Serupa, rupiah di kurs tengah Bank Indonesia pun melemah 0,15 persen ke level Rp 14.655 per dollar AS. Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan, faktor pendorong utama datang dari pertumbuhan GDP AS yang mencapai 4,2 persen. Angka itu lebih tinggi dari proyeksi awal yang hanya 4 persen.
Hal itu juga membuat sebagian besar mata uang global melemah. Lana memproyeksikan, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.630-Rp 14.680 per dollar AS pada Jumat (30/8) hari ini.
"Pelemahan rupiah juga terjadi karena tidak ada sentimen dari dalam negeri yang bisa menggerakan mata uang ini secara signifikan," ucap analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong, Kamis (30/8) kemarin.
Ia memperkirakan, rupiah masih berpotensi mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini. Menurutnya, para pelaku pasar sudah mulai mengambil langkah antisipasi terhadap data-data ekonomi AS yang dirilis awal bulan September. Prediksi Lukman, rupiah bergerak di rentang Rp 14.675-Rp 14.725 per dollar AS.
Hal itu juga membuat sebagian besar mata uang global melemah. Lana memproyeksikan, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.630-Rp 14.680 per dollar AS pada Jumat (30/8) hari ini.
"Pelemahan rupiah juga terjadi karena tidak ada sentimen dari dalam negeri yang bisa menggerakan mata uang ini secara signifikan," ucap analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong, Kamis (30/8) kemarin.
Ia memperkirakan, rupiah masih berpotensi mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini. Menurutnya, para pelaku pasar sudah mulai mengambil langkah antisipasi terhadap data-data ekonomi AS yang dirilis awal bulan September. Prediksi Lukman, rupiah bergerak di rentang Rp 14.675-Rp 14.725 per dollar AS.
Tak hanya rupiah, setelah reli tiga hari, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin. Indeks ditutup turun 0,76 persen di level 6.018. Namun, asing mulai masuk dengan pembelian bersih alias net buy Rp 462,13 miliar.
Analis Semesta Indovest, Aditya Perdana Putra menilai, aksi ambil untung atau profit taking menyebabkan indeks turun. Pelemahan rupiah dan rupee India juga membebani indeks. (bazz/tribunjateng/kontan)
Analis Semesta Indovest, Aditya Perdana Putra menilai, aksi ambil untung atau profit taking menyebabkan indeks turun. Pelemahan rupiah dan rupee India juga membebani indeks. (bazz/tribunjateng/kontan)