 |
Gambar: Poster festival Film Papua Ke-II 2018. |
Jayapura -- Panitia Festival Film Papua (FFP) II akhirnya merilis Sepuluh Film Dokumenter terbaik dari Sembilan Belas Film Dokumenter yang diterima Panitia. Panitia Festival Film Papua II memaparkan bahwa film-film yang diterima panitia umumnya berasal dari tanah Papua. Namun ada satu film yang berasal dari Jakarta.
Kesembilan Belas Film tersebut telah diberi penilaian oleh tiga orang Juri. Dari penilaian tim juri tersebut, 10 film akan berebutan menjadi yang terbaik dalam Festival Film Papua II di Jayapura.
“Tiga orang yang menjadi Juri adalah Zadrak Wamebu, Wensi Fatubun dan Veronika Kusumaryati. Ketiganya telah memberi penilaian atas semua film yang masuk”, ungkap Harun Rumbarar, Ketua Panitia Festival Film Papua II.
Tim Juri menilai film yang masuk dari aspek teknis dan non teknis mulai dari teknik pengambilan gambar hingga tentang kejelasan data dalam film.
“Hal-hal yang dinilai antara lain aspek teknis dan non-teknis. Aspek teknis mencakup teknis pengambilan film, kejelasan film, kejelasan suara, dan editing. Sementara aspek non-teknis antara lain cara penceritaan, alur cerita, kejelasan data, dan kekuatan isu yang diangkat”, jelas Rumbarar.
Berdasarkan hasil penilaian para juri tersebut panitia mengumumkan 10 film terbaik. Kesepuluh film tersebut berasal dari Nabire, Biak, Yahukimo, Keerom, Timika, Wamena dan Jakarta.
Kesepuluh Film yang masuk nominasi adalah:
- Cerita Ema
karya Naomi Marasian & Yuliana Marasian (Nabire),
- Mamapolitan
karya Indra Siagian (Jakarta),
- Kehidupan Pesisir
karya Noak Sendinya Sada (Biak),
- Generasi Kayu Lapuk
oleh Rizal Lani (Wamena),
- Isi Dalam Karung
oleh Yonri Revolt (Timika),
- RPP (Resep Pendidikan Papua)
oleh Yosep Levi (Yahukimo),
- Dipenjara
karya Straky Yalli (Timika),
- Maria Logo, Paud Suara Hati Ibu
karya Kathrin Oester (Wamena),
- Tete Guru Kafudji
karya Dion Kafudji (Keerom) dan
- Nit Meke
karya Nelson Lokobal (Wamena).
“Festival Film Papua II akan dilaksanakan di Aula Museum Negeri Papua di Waena pada 7- 9 Agustus. Film-film yang diikutsertakan dalam FFP II ini nantinya akan discreening saat Festival. Pada hari pertama Festival akan diumumkan tiga film terbaik”, tambah Rumbarar.
Copyright ©PaceBro "sumber"
Hubungi kami di E-Mail:
tabloid.wani@gmail.com
Related Posts :
Tak Suka Bekerja di Bawah Tekanan Atasan, Warga Ngasimen Pilih Membuat Kerajinan Bambu di RumahSEPUTARKUDUS.COM, JEPANG – Seorang kakek bertelanjang dada terlihat memegang sepotong bambu dan pisau di tangannya. Dia membersihkan buku-bu… Read More...
Pemilihan Sekjen HKBP Melaju Ke Putaran Kedua, Pdt David Farel Sibuea Berpeluang Menang
Pdt David Farel Sibuea MTh DMin beserta Inang ujar Inang Praeses HKBP Distrik XXV Jambi, Yenny Adelina br Hutagaol B.Ac. saat HUT Pdt … Read More...
Iksab TBS Kudus Gagas Kemandirian Alumni, Dirikan Paud Laki-Laki, Iksab Mart, hingga Infaq ProduktifSEPUTARKUDUS.COM, UMK – Deretan sofa ungu terlihat terjajar rapi di atas karpet merah pada panggung utama kegiatan Musyawarah Besar dan Peng… Read More...
PT. Korindo Diduga Pelaku PENGHANCUR Flora dan Fauna Terbesar di Papua dan Maluku
Bustar Maitar, Direktur Mighty Asia Tenggara, bahwa hal yang mengejutkan adalah bersamaan dengan ‘musim kebakaran’ yang melanda Indone… Read More...
Pemilihan Dua Putaran, Pdt Dr Darwin Lumbantobing Terpilih Jadi Ephorus HKBP Periode 2016-2020
Pdt Dr Darwin Lumbantobing bersama Inang. IST
BeritaSimalungun.com, Sipoholon-Melalui perhitungan suara ketat selama 2 putara… Read More...