Penjabat Bupati kabupaten Jayawijaya, Doren Wakerkwa SH turun langsung ke arena pertikaian antar masyarakat di kampung Walesi guna menyelesaikan masalah yang telah berlangsung selama tiga hari. |
Doren tampak berdiri di tengah tengah masyarakat yang bertikai dan meminta agar kedua kubu menghentikan pertikaian. Doren tampak didampingi Forkompinda kabupaten Jayawijaya, Dandim 1701, Kapolres Jayawijaya, Ketua DPRD Jayawijaya serta Danyon 756.
"Mereka keluarga korban meninggal menuntut keluarga pelaku sebanyak 30 ekor babi dan menuntut pemerintah untuk membayar sebesar 3 milyar," ujar Doren Wakerkwa usai perundingan, Kamis (7/6).
Doren lebih lanjut mengatakan bahwa penyelesaian pertikaian atau lebih dikenal perang suku ini paling cepat. "Mereka perang dua hari lalu dan hari ketiga, saya turun dan perang ini selesai," ujar Doren.
"Mereka sudah mengevakuasi semua korban ke rumah sakit dan keluarga korban sudah membakar jenasah , ini tanda bahwa perang sudah selesai," ujar Doren.
Kapolres Jayawijaya AKBP Yan Pieter Reba, SE, M.Si menegaskan bahwa hasil visum bagian luar yang dilakukan oleh dokter Willy menyampaikan bahwa korban meninggal dikarenakan kena panah dan lemparan batu bukan terkena munisi/tembakan yang dilakukan oleh aparat TNI-Polri . "Saya harapkan kepada kepala distrik Walesi, distrik Woman dan seluruh tokoh masyarakat agar bersama-sama duduk dan menyelesaikan permasalahan ini agar tidak berlanjut," ujar Kapolres.
Sementara itu, Dandim 1702/Jayawijaya mengatakan bahwa pihak TNI bersama Kepolisian akan melaksanakan patroli gabungan. "Patroli gabungan bertujuan agar memberikan rasa aman dan yaman kepada masyarakat Jayawijaya. Sekarang kita berada di wilayah kabuapten Jayawijaya jadi seluruh masyarakat harus mengikuti adat istiadat yang ada di Wamena bukan di daerah asalnya," ujar Dandim.
...Baca ini: (Seorang warga tewas dalam pertikaian di Wamena)
Informasi yang dihimpun di Wamena, bentrokan antarkampung ini dipicu penghadangan dan perampasan sepeda motor milik kepala suku Kampung Welesi Sadik Asso oleh sekelompok orang yang diduga dalam kondisi mabuk di Kampung Logonoba, Distrik Wouma pada Selasa (5/6/2018).
Tidak terima dengan perlakuan itu, pada Rabu (6/6/2018) pagi sekitar pukul 07.30 WIT, seratusan warga Kampung Welesi didampingi Kepala Kampung Welesi Ruben Yelipele lalu mendatangi tempat kejadian hendak meminta kembali sepeda motor milik kepala suku.
Saat berkumpul di Balai Desa Kampung Logonoba, warga Kampung Welesi tidak bertemu dengan pelaku. Massa yang emosi lalu membakar balai desa dan sebuah honai serta merusak bangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) Kampung Logonoba. Melihat aksi pengrusakan tersebut, warga Kampung Logonoba dan Kampung Wouma marah dan berusaha menyerang warga Kampung Welesi.
...Simak ini: (Mahasiswa Timika Wilayah Malang: Pemerintah Segera Hentikan Konflik Horizontal di Distrik Kwamki Narama, Mimika)
Copyright ©Pasific Pos "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com