Dari keterangan masyarakat diperoleh info kejadian ini berawal dari istri dari Yohanes Kotouki atas nama Albina Tekege saat itu (11/6) akan melahirkan.
Namun takdir berkehendak lain, Albina Tekege sang ibu meninggal dunia, dengan plasenta bayi di dalam rahim.
Saat proses kelahiran ini tidak ada petugas kesehatan di Puskesmas Modio. Ketidakadaan petugas kesehatan (perawat atau dokter) ini membuat masyarakat marah. "Seandainya petugas ada pasti Albina Tekege tidak meninggal dunia," ujar salah seorang masyarakat.
Masyarakat Modio pun marah, dan mereka membakar Puskesmas Modio. Dari informasi yang diperoleh, Puskesmas ini sudah beberapa tahun tidak aktif.
Hal ini juga diperparah dengan belum rampungnya pembangunan jembatan sungai Mapia. "Oleh karena itu kami meminta agar kontraktor dalam ini Pak Dewa Gede, di Nabire untuk segera menyelesaikan pembangunan jembatan agar pelayanan kesehatan, pendidikan dan pemerintahan dapat berjalan di Modio dan beberapa distrik di Kabupaten Dogiyai," ujar masyarakat.
Copyright ©Pasific Pos "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com