Dalam acara tersebut, mereka menyikapi persoalan terorisme dan radikalisme yang dewasa ini tengah menjamur di Indonesia, sampai ledakan demi ledakan bom terjadi di beberapa daerah, serta aksi serangan terorisme yang mengincar masyarakat dan aparat penegak hukum.
Ketua Progres 98, Faisal Assegaf yang menjadi salah seorang pembicara, di hadapan para aktivis 98 yang memenuhi aula Puri Agung, mengatakan bahwa ada sebuah wadah yang jadi lahan subur gerakan dan paham radikalisme dan terorisme di Indonesia. Wadah itu adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Saya sudah mulai serukan bahwa saya tidak mau ada kekuatan politik yang malah memompa semangat radikalisme dan terorisme di Indonesia,” kata Faisal dari atas mimbar yang disambut positif oleh para aktivis 98 yang hadir. Bahkan mereka meneriakkan “Bubarkan PKS…Bubarkan PKS”.
Ia juga mengajak seluruh aktivis 98 yang hadir baik dari Syarikat 98, Pena 98, Jari 98 maupun organisasinya sendiri yaitu Progres 98 untuk mulai melakukan gerakan boikot dan bubarkan PKS.
“Gerakan aktivis 98 harus selamatkan peradaban reformasi. Ancaman yang paling nyata itu radikalisme, oknumnya siapa? PKS. Dan kita ini kumpul bersama karena kita punya musuh bersama. Semua sudah sepakat bubarkan PKS,” tegasnya.
Alasan mengapa dirinya sangat kuat mendorong agar partai berlambang bulan sabit kembar dan padi tersebut dibubarkan adalah karena ada sebuah pidato eks Presiden PKS, Anis Matta yang cenderung mendukung gerakan radikal dan terorisme. Bahkan Faisal mengaku mendapatkan beberapa bukti bahwa kaderisasi di PKS condong mendoktrinkan paham radikal di internal partai yang kini dipimpin oleh Sohibul Iman itu.
“Kita punya bukti Presiden PKS dukung gerakan gembong teroris Osama Bin Laden. Kemudian sistem rekrutmen untuk mengembangkan gerakan radikal,” terangnya.
Sekali lagi, Faizal Assegaf juga mengatakan, hingga saat ini puisi Anis Matta yang dianggap mendukung gerakan terorisme tersebut juga tidak ada bantahan dari satu pun kader PKS. Hal itu membuat tak sedikit orang yang berpandangan bahwa parpol tersebut memang pro pada gerakan terorisme.
“PKS dukung radikalisme bukan asumsi saya. Ada bukti konkret, PKS dukung Al Qaeda dan ISIS seperti puisi Anis Matta, bahwa jelas mereka dukung terorisme. Maka kita harus lawan. Isi puisi Anis Matta itu tak juga diprotes oleh simpatisan maupun kader PKS. Ini yang harus kita lawan. Maka jelas PKS harus dibubarkan,” tegas Faisal.
“Kalau teman-teman tak mau satu suara dengan saya, maka saya yang akan melakukannya sendiri,” tambahnya.
Faisal menegaskan bahwa PKS sudah harus dibubarkan sebagai organisasi politik di Indonesia. Ia pun memberikan saran kepada para aktivis 98, pembubaran PKS bisa dilakukan dengan mengkerdilkan parpol tersebut di kancah perpolitikan Indonesia.
“Gimana cara bubarkan PKS? Kita nyatakan kudeta politik dan gulingkan partai itu di 2019. Jangan khawatir, Pendiri 212 sudah berdiri di sini,” tegasnya, seraya menunjuk pada Mochtar Ali Ngabalin yang juga hadir di arena diskusi. (bazz/daulatdesa)