Ahmad Kamal. |
Seperti yang diutarakan salah satu warga di sekitar kawasan tersebut, Fajar (Daeng Newa), Deng Newa yang bekerja sebagai nelayan tangkap.
"Tentang permasalahan sampah-sampah yang berserakan di bibir pantai tersebut adalah akibat dari sampah bawaan yang terbawa arus laut sehingga hinggap di bibir pantai,” ungkap Fajar.
Oleh karena itu, masyarakat sekitar juga menjadi tidak peduli lagi karena sebelumnya ternyata masyarakat sekitar pernah melakukan pembersihan secara berkala, tapi ternyata sampah yang berada di bibir pantai tersebut tdak pernah habis bahkan bertamba lebih banyak, varian sampah dulunya hanya sampah-sampah plastik sekarang ada berbagai macam sampah yang lain, seperti jenis botol-botolan. Hal ini dapat dilihat dari sampah-sampah yang dilihat penulis pada saat melakukan Kuliah Lapangan di daerah tersebut.
Fenomena tersebut menjadi sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut. Kenapa tidak, karena ternyata di lokasi tersebut pernah didatangi oleh mahasisiwa KKN dari Universitas Perjuangan RI angkatan II yang salah satu programnya adalah untuk membantu mengkampanyekan pentingnya kebersihan pantai, bahkan di lokasi tersebut ada beberapan papan pemberitahuan yang dibuat oleh para mahasiswa KKN seperti yang terlihat salah satu papan pemberitahuannya tertulis jelas, ”Selamat Datang di Pantai Bebas Sampah, Satu Sampah Sejuta Bencana”.
Namun kemudian, kata-kata yang mempunyai makna yang sangat kuat tentang bahaya sampah tersebut tidak mempunyai efek yang maksimal karna dimana lokasi tersebut terpancang jelas papan pengumuman tentang suruhan bahaya sampah, disitu juga terlihat sangat banyaknya sampah yang berserakan.
Ini menjadi pekerjaan rumah seluruh stekholder yang terkait untuk memberikan perhatiannya sedikit mengenai masalah ini, seperti pemerintah dan bahkan swasta juga mesti memeberikan perhatiannya karna masalah sampah ini akan menjadi masalah besar kalau tidak ditangani dengan serius, mestinya pemerintah yang mempunyai wewenang penuh untuk memberikan stimulus baru kepada masyarakat yang sudah tidak lagi terlalu memperdulikan kampanye kebersihan melalui media spanduk saja misalnya, tapi lebih dari pada itu pemerintah harusnya melakukan trobosan baru, sebut saja misalnya memberikan pelatihan tentang pengelolahan sampah menjadi sesuatu yang bisa memberikan masyarakat sekitar penghasilan ataukah pemerinta mestinya mengandeng perusahan-perusahaan besar seperti yang pernya dilakukan Pertamina pada tahun lalu di pesisir pantai di cilacap yang melaksanakan pembersihan sampah bersama dengan kegiatan lainya dalam rangkain HUT pertamina seperti pelatiahn pengelolaan sampah, pembuatan bank sampah, dll.
Oleh sebab itu kepedulian sampah ini sangat dibutuhakn sebab ini akan mengancam ekosisitem yang ada di laut dan bisa saja ketika sampah ini sudah tidak dipedulikan lagi maka bencana akan mengancam masyarakat di sekitar pantai tersebut, selain pemerintah mistinya masyarakat sekitar juga harus sadar bahwa masalah ini adalah masalah kita bersama.
Dari berbagai masalah-masalah yang terjadi di dalam masyarakat maritim kesadaran akan kebersihan inilah yang paling menonjol dibanding masalah yang lain seperti masalah kesehatan dan masalah pendidikan karna sebenarnya masalah akan pentingnya kebersihan ini berhubungan lansung pada masyarakat sekitar pesisir pantai Desa Aeng batu-batu Kecamatan Galesong Utara.
Penulis : Ahmad Kamal
(Mahasaiswa Pasca Sarjana Sosiologi Sekolah Universitas Hasanuddin)
Editor : Risal Saleem