OPINI: Adakah yang Lebih Baik dari Kemanusiaan Selain Ketuhanan?

Sebelum pergantian tahun, di desember lalu banyak kegetiran yang masuk sebagai kabar ditelinga lalu keluar melalui lidah yang kecewa dan berjuang lewat tindakan. Tuhan menegur sesuatu yang harus di rubah karena ada yang tak sesuatu dengan jalannya.

Media dan luka saling berbalut, membuncah dalam tangis dan menawarkan empati bagi siapa saja paham tentang air mata yang sulit untuk diganti. Indonesia mendapat teguran dari Ilahi, tentang hidup dan maknanya, jua siapa saja yang berani lupa terhadapNya.

Kemudian serempak dalam beberapa butir detik, semuanya tersendak dalam empati dan rasa persaudaraan lewat media sebagai sarana bahwa perasaan bisa ditular walau banyak pulau sebagai penghalang.

Mata indonesia meneteskan airnya, dan melihat ke Pidie Aceh. Gempa hadir disanah sebagai tamu yang tak diu undang namun datang sebagai pesan dari Tuhan bahwa hidup ini patut berakar pada kebaikan. Runtuhan dan tangis bernada menciptakan kesidahan yang mendalam bagi semua warga yang terkena teguran.

Kemudian setelah itu, Kesedihan berlanjut di sudut yang lain bukan lagi gempa, tapi air yang begitu deras menghantam rumah, pepohonan bahkan nyawa sekalipun. Yah, Bima terkena banjir bandang. Banyak luka da kesedihan yang menghamba disana. Kehilangan juga keputusasaan bercampur dalam tangis yang mengikis hati.

Mata kita selebar dunia. Kita tak harus buta untuk tak melihat. Selain Pidie Aceh dan Bima, ada yang tak kalah mirisnya. Di belahan lain ada kejahatan yang tak berkesudahan dan terus mengalirkan kesedihan. Aleppo Suriah kota yang ramai terdengar karena disana ada darah yang mengalir percuma.

Saya menyebutnya “ the name of humanity”. Tentang nama sebuah kemanusiaan, yang menyangkut  seluruh hak yang berakal dan bernyawa. Empati dan doa yang dibagi kepada semua yang hidup dan bersertifikat sebagai makhluk.

Ini hanya posisi dan nasib. Kita tak punya alat tercanggih untuk menebak rencana tuhan. Maka kapan lagi kita tak bersyukur atas segala nikamtnya. Tuhan menyinggung dalam surah Ar Rahman tiga puluh satu kali, tentang nikmat dan begitu agungnya rasa syukur.

Maka adakah yang lebih dari kemanusiaan selain ketuhanan? Pada 5 sila pancasila. Memanusiakan manusia diposisikan setelah Ketuhanan yang maha esa, betapa pedulinya konsitusi ini  kepada setiap hak dan nyawa.

Kemanusiaan harus tetap bernama dan hidup sebagai lambang persatuan. Kita tak harus ragu soal tantang kedepannya, sebab bumi ini di isi oleh milyaran kepala yang berakal.

Saatnya kita suarakan kemanusiaan untuk saudara kita yang membutuhkan, tak hanya Pidie,Bima dan Aleppo. Tapi mata ini harus pandai melihat dan membaca tanda-tanda kegetiran dan tentang kesedihan.

Saatnya kita bersatu atas nama kemanusiaan. Hilangkan perbedaan atas negara, agama, dan pandangan akan kita satu padukan atas nama kemanusiaan.  Karena inilah tujuan hidup sesungguhnya. Menyayangi, berbagi, dan saling menghargai.

Siapakah yang bisa menjawab pertanyaan dari judul tulisan ini. Adakah yang lebih dari kemanusiaan selain ketuhanan?

PENULIS : AHMAD TAKBIR ABADI

EDITOR : RISWAN 
COPYRIGHT © BONEPOS 2016

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :