Kerja Keras, Fokus, Tidak Belok Ke Kiri dan Kanan

Kemarin saya bercengkerama dengan teman, ngalor ngidul, nggak jelas. Kadang ngomongin pendidikan, politik, transportasi, kenaikan BBM dan listri, hingga entah darimana ujung pangkalnya, sampai juga pada masalah pernikahan. 

Tema ini selalu menarik untuk dibahas dan didiskusikan. Bedanya, kalau jomblo-jomblo bahasannya hanya seputar bagaimana menjemput jodoh dan kriteria pasangan yang menarik, kalau saya dan teman saya kemarin, bahasannya sudah berbeda. Kami sudah menikah dan punya pasangan masing-masing. Nggak jamannya lagi ngomongin kapan akan menikah, bagaimana caranya mendapatkan jodoh, dan lain-lain. 

Yang kami bahas adalah tentang keajaiban fenomena keturunan. 

Setiap orang yang sudah menikah, maka harapan berikutnya yang diinginkannya adalah bagaimana sesegera mungkin mendapatkan buah hati. Agar keluarga mereka lengkap, kebahagiaan mereka bertambah. 

Nah, masalahnya, fenomena tentang keturunan ini ajaib sekali. Benar-benar di luar nalar manusia. Seratus persen hanya kekuasaan Allah saja. 

Ajaibnya begini...

Ada teman saya yang sudah menikah lama, lebih dari lima tahun, tapi belum juga dikaruniai seorang anak oleh Allah. Mereka kemudian periksa ke dokter dan disimpulkan bahwa keduanya sehat. Nggak ada yang bermasalah dengan kesuburan. Selanjutnya, segala cara mereka lakukan, mulai dari yang medis, sampai yang tradisional. Tapi sampai sekarang masih belum berhasil juga. 

Mereka pun mengamalkan beragam ibadah semisal mengkhususkan bersedekah, puasa, dan lainnya, dengan harapan Allah memberikan mereka keturunan. Tapi sekali lagi, masalah keturunan ini ajaib sekali, nggak ada yang bisa memprediksi kapan datangnya. Suka-suka Allah saja. 

Sahabat saya yang lain, ada yang bernasib sama. Sepuluh tahun mereka menikah, tapi belum juga dikaruniai anak. Mereka berobat kesana kemari, hasilnya sama saja. Nggak juga diberi buah hati. Padahal, keduanya juga nggak ada masalah sama kesuburan masing-masing. 

Sekali lagi, disinilah letak ajaibnya. Anak adalah rejeki. Dan rejeki, mutlak hanya kuasa Allah saja. 

Sahabat yang kedua, yang sudah 10 tahun menikah tapi belum juga diberi keturunan, terakhir saya dengar sudah mendapatkan seorang putra. Mereka tekun, tidak putus asa, tidak berhenti berharap. Mereka tetap berdoa dan berusaha. Akhirnya Allah beri juga. 

Jika boleh mengibaratkan, maka usaha dalam mendapatkan keturunan itu, boleh jadi seperti usaha kita mencari materi (baca: uang dan penghasilan). Ada yang berusaha mati-matian, tapi dapatnya segitu-segitu saja. Padahal, secara logika, mereka seharusnya mendapatkan hasil yang lebih banyak. 

Mereka berangkat pagi, pulang petang. Banting tulang, nggak karuan. Mereka kepanasan. Terkena debu jalanan. Atau apalah namanya. 

Di lain pihak, ada orang-orang yang kerjanya kayaknya mudah saja. Nggak pakai banyak tenaga. Tapi hasilnya banyak tiada terkira. Bagi mereka, mendapatkan rejeki itu gampang. 

Lalu, rumus rejeki itu juga jelas sekali adanya: "Barangsiapa yang bekerja keras, fokus, tidak belok ke kiri dan ke kanan, maka ia akan sampai pada tujuannya." 

Sama seperti teman saya yang sudah 10 tahun tidak punya anak. Mereka terus bekerja keras ke arah sana, berobat, fokus, tidak belok ke kiri dan ke kanan, akhirnya sampai juga. Sekarang mereka sudah punya seorang putra yang menggemaskan. 

Begitu...

Kuncinya, jika ingin apapun juga: bekerja keras, fokus, tidak belok ke kiri dan ke kanan. 

Demikian. 

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :