1 Desember ULMWP Wilayah La Pago Balim akan Gelar Doa Syukur

1 Desember ULMWP Wilayah La Pago Balim akan Gelar Doa Syukur
Masyarakat berkumpul di halaman kantor Dewan Adat Lapago saat peresmian kantor ULMWP di Wamena tahun lalu. Foto: Victor Mambor
Wamena -- ULMWP Wilayah Lapago Balim akan menggelar ibadah doa syukur peringati HUT West Papua ke-55 di Lapangan Bola Kama, Distrik Wesa-Aput Wamena.

Tim kerja United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dalam negeri mengajak seluruh masyarakat, juga pemerintah, untuk hadir dan ikut ibadah syukur tersebut.

“Semua rakyat yang ada di wilayah Lapago ini nanti mereka akan ibadah syukur untuk 1 Desember. Ini kegiatan ibadah dan tidak ada kegiatan tambahan lainnya. Dan kami panitia juga sudah terbuka mengundang pihak mana saja, termasuk pemerintah untuk bisa hadir,” ujar Engelberth Sorabut, Sekretaris Dewan Adat Hubula yang juga tim kerja ULMWP ketika dikonfirmasi Jubi, Rabu (30/11/2016).

Engelberth memperkirakan sekitar 3000-an masyarakat akan mengikuti kegiatan ibadah syukur tersebut. “Dalam kegiatan tersebut hanya doa saja tidak naikkan Bendera Bintang Kejora, diluar dari itu Panitia tidak bertanggungjawab,” ujarnya.

Dikatakan pihak yang bertanggungjawab dalam kegiatan tersebut adalah Deklarator ULMWP, Eksekutif ULMWP dan Tim ULMWP Wilayah La pago. Sementara panitia diketuai oleh Piter Wanimbo (NRFPB), Ketua I Peterus Wetipo (PNWP), Ketua II Nico Meage (WPNCL), dengan sekretaris Dominikus Surabut.

Sebelumnya dikatakan oleh Dominikus Surabut kepada Jubi, Selasa (29/11) bahwa kegiatan ibadah tersebut juga dimaksudkan untuk menyampaikan syukur atas kemajuan perjuangan West Papua.

“Kami juga ucapan terima kasih atas Deklarasi Front Rakyat Indonesia untuk West Papua di Jakarta, serta pengajuan petisi pada pemerintah kerajaan Belanda,” ujar Dominikus.

Hal itu dibenarkan Engelberth, menurut dia kegiatan doa adalah wujud terima kasih atas dukungan terhadap West Papua. “Kegiatan dilakukan karena kami patur bersyukur pada kebaikan Tuhan atas apa yang terjadi di Jakarta, dan juga di Belanda. Kami dari Lapago mendukung dan bersyukur atas semua itu,” ujarnya.

Terkait petisi kepada pemerintah Belanda, Engelberth mengatakan sedang ada upaya untuk meminta pemerintah Belanda bersikap atas pelanggaran HAM yang terjadi di Papua melalui petisi tersebut.

“Berhubungan dengan pelanggaran HAM ini pihak Belanda tidak peduli dan tidak bicara terkait situasi pelanggaran HAM di Papua, sejak mereka tinggalkan 1961,” tegasnya.

Engelberth meminta semua pihak agar 1 Desember tetap fokus untuk ibadah dan menjaga kedamaian. “Pihak-pihak tertentu yang provokasi pengibaran bendera itu kami tidak terganggu. Kita ini di Papua ingin Papua damai antara sesama siapa saja sesama suku bangsa, harus saling berikan kedamaian.” ujar dia.(*)



Posted by: Zely Ariane
Copyright ©Tabloid JUBIHubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :