Empat Alasan Mengapa Calon Penulis 'Diwajibkan' Menyebarkan Tulisannya di Media Sosial!

Empat Alasan Mengapa Calon Penulis 'Diwajibkan' Menyebarkan Tulisannya di Media Sosial!
Empat Alasan Mengapa Calon Penulis 'Diwajibkan' Menyebarkan Tulisannya di Media Sosial!
"Saya selalu takut menyebarkan tulisan saya ke facebook, Bang. Sebab, saya merasa bahwa tulisan saya masih jelek. Sehingga saya begitu takut, kalau-kalau, ketika saya sebarkan tulisan saya di facebook misalnya, akan menjadi bahan tertawaan? Bagaimana kalau tulisan saya ternyata tidak memberikan manfaat kepada mereka?" 

Begitu kira-kira pertanyaan yang berulang kali masuk ke ponsel saya. Banyak sekali orang-orang yang katanya ingin menjadi penulis, tapi selalu takut    atau minder    ketika diminta membagikan tulisannya di ranah umum agar dibaca banyak orang.

Sebenarnya, ketika saya meminta mereka menyebarkan tulisan di media sosial, itu ada tujuannya. 

Pertama, tentu saja agar tulisan mereka dibaca oleh teman-teman. Penulis itu butuh pembaca. Sama seperti seorang pelukis yang butuh penikmat karyanya. Atau, persis seperti koki yang butuh orang mencicipi hidangan yang sudah dibuatnya dengan susah payah. 

Kalau nulis aja tapi disimpan dan tidak dikeluarkan, buat apa? Ups! Tentu, memang pasti ada gunanya juga sih. Tapi kan, nggak bisa dipungkiri juga toh, bahwa kita ingin sekali orang membaca tulisan. Menikmati kata demi kata yang kita buat, lalu berseru senang, "Wow, tulisan elu keren!" 

Terlepas tulus atau tidak pujian itu, kita tidak perlu tahu. Nikmati saja dan ucapkan terimakasih.

Kedua, mengapa saya meminta mereka   anggota One Day One Post   menyebarkan tulisan di facebook? Agar tulisan mereka mendapatkan masukan dan saran yang membangun. Pembaca, seawam apapun mereka, tetaplah orang yang bakal menikmati tulisan yang kita ciptakan. Maka masukan dan saran mereka adalah penting demi perbaikan kita ke depan. 

Dengarkan apa yang mereka katakan, segera belajar dan berbenah menjadi lebih hebat di masa mendatang. 

Bagaimana jika masukan yang diberikan itu pahit dan tidak enak didengar? 

Kalau saya pribadi, ya biarkan saja. Setiap orang memang punya cara masing-masing menyampaikan apa yang ada di kepalanya. Dan kita tidak bisa mengatur setiap orang untuk mengatakan sesuai apa yang kita inginkan. 

Maka jika mereka berkata tidak enak, kitalah yang mengatur bagaimana respon yang seharusnya. Kita mengatur diri sendiri harus bagaimana. Dengarkan, resapi, dan kemudian tetap belajar menulis menjadi lebih baik. 

Ketiga, mengapa kita harus menyebarkan tulisan di media sosial? Agar teman-teman yang membaca tulisan kita, setidaknya akan ikut mendoakan cita-cita yang kita inginkan, menjadi penulis. 

Kita tulis saja di media sosial, "Teman-teman, saya lagi belajar menulis nih di blog. Monggo mampir yang jika sempat. Mohon masukan dan saran yang membangun. Sekalian minta doa, semoga ke depan saya bisa menjadi penulis dan menghasilkan sebuah buku. Saya masih dalam tahap belajar nih!" 

Dan sertakan link tulisan di akhir kalimat pembuka di atas. 

Kan enak dibacanya. Teman-teman yang melihat juga akan lebih segan jika ingin memberikan komentar yang negatif.  Yang ada, biasanya adalah, komentar-komentar baik. 

"Wah, tulisannya bagus. Semangat belajarnya yaa!" 

"Udah keren. Tinggal dipolas-poles dikit juga udah bakalan enak banget dibaca." 

"Aamiin, semoga tercapai ya cita-citanya.." 

...dan sebagainya. 

Jika mendapatkan komentar demikian, kita yang menulis tentu akan senang dan semakin semangat berlatih, bukan? Maka jangan ragu menyebarkan tulisan di media sosial. Yang penting, kalimat pembukanya menyenangkan. Jujur saja kalau kita sedang dalam tahap latihan.

Keempat, manfaat lain mengapa kita harus menyebarkan tulisan kita di facebook adalah untuk melakukan personal branding

Menyebarkan tulisan kita di media sosial, adalah upaya mengenalkan diri kita kepada orang banyak bahwa kita adalah penulis. Sehingga kelak, beberapa tahun ke depan, ketika kita menerbitkan buku dan dijual ke pasaran, orang sudah mulai percaya bahwa apa yang kita tulis pasti bermanfaat dan berguna. 

Demikian.

Subscribe to receive free email updates: