 |
| Laurenzus Kadepa, Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Komisi I bidang Pemerintahan, Hukum dan HAM. |
Jayapura, - Tabloid-WANI -- Kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) pada tanggal 17-18 Oktober 2016 yang merupakan kunjungan ke empat kalinya di Papua setelah dilantik menjadi Presiden pada bulan Oktober tahun 2014 silam.
Kunjungan Jokowi ke Provinsi Papua untuk meresmikan enam proyek infrastruktur kelistrikan tersebut ternyata mendapat respon negatif dari, Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP).
Menurut DPRP Komisi I bidang Pemerintahan, Hukum dan HAM, Laurenzus Kadepa mengatakan, seribu kali Presiden Joko Widodo berkunjung ke Papua tidak akan bermanfaat jika setiap kunjungannya hanya tour pembangungan infrastruktur.
"Seribu kali Presiden Jokowi berkunjung ke tanah Papua pun tidak akan bermanfaat jika setiap kali kunjungannya hanya tour pembangungan infrastruktur semata," ujar Kadepa melalui pesan singkatnya kepada www.tabloid-wani.com.
Menurut Laurenzus Kadepa, orang Papua saat ini sangat membutuhkan pendekatan yang dilakukan Presiden Indonesia yang ke empat yakni Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.
Saat itu yang Gus Dur lakukan adalah, bagaimana mencoba mengakhiri krisis kemanusiaan di Papua. Saat Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI, beliau melakukan kunjungan ke Papua hanya sekali dan hal tersebut sempat membawa perubahan besar bagi Papua.
Laurenzus Kadepa mengatakan, "Orang Papua butuh pendekatan gaya Gus Dur. Tidak salah, yang Gus Dur lakukan saat itu adalah bagaimana mencoba mengakhiri krisis kemanusiaan di Papua. Satu kali Gusdur melakukan kunjungan ke Papua membawa perubahan besar," ungkap Kadepa.
Baca terkait berikut ini:
- Natalius Pigai: Kunjungan Jokowi ke Papua Tak Bermanfaat, Hanya Habiskan APBD
- Mahasiswa Yahukimo Tolak Kedatangan Jokowi Karena Dianggap Bawa Masalah
Posted by: ERIICK W
Copyright ©Tabloid WANI
Related Posts :
Perdana Menteri Solomon Islands Menegaskan Kembali Pengakuan Taiwan, untuk Keperihatinan Pada West Papua di PBB