Buku Gunung Versus Pantai Kita satu Papua

Caver buku gunung Versus pantai Buku Gunung Versus Pantai Menjadi Hangat Di bincangkan Di sosmed Maupun dalam diskusi Tertentu GUNUNG VERSUS PANTAI" Dalam Perspektif Nilai-Nilai Hidup Bersama . Penulis : WEMPI WETIPO,S.H.,M.H & MARTHEN MEDLAMA,S.Pd. M.S.i

Buku Gunung Versus Pantai Menjadi Hangat Di bincangkan Di sosmed Maupun dalam diskusi Tertentu GUNUNG VERSUS PANTAI" Dalam Perspektif Nilai-Nilai Hidup Bersama . Penulis : WEMPI WETIPO,S.H.,M.H & MARTHEN MEDLAMA,S.Pd. M.S.i

 KAONAKWAMENA EDUCATION . Buku yang sangat kreatif sekali dengan isu realita, Jika di lihat dari judul "GUNUNG VERSUS PANTAI" pasti Semua Pembaca  beransumsi buku ini, ada semacam Mencerminkan Orang Papua itu sendiri.

 Dalam perpecahan etnis namun, buku ini berisi kerasnya rasial yang nyata, antara masyarakat Yang  tinggal di Pegunungan dan Pesisir Papua. Namun dalam buku ini banyak berisi tentang sejarah dan Ciri orang papua mulai dari segi Pendidikan sampai kesehatan dan masih banyak lagi. 

Satu kutipan yang paling kami kaonaknews papua kagumi setelah membaca buku ini ialah "Tak ada kelompok pesisir atau pantai papua, tak ada ras campuran antara pendatang (Melayu dan Pribumi) , yang ada adalah Papua". 

Buku ini sangat menarik untuk dibaca. Dan memberi cerminan diri kehidupan Orang Papua Itu sendiri Maka di harapakan Harus memiliki Buku ini buku ini suadh di jual kembali di gramedia terdekat seluruh indonesia.

Buku ini  Sangat Berbeda controversial Bagi masyarakat Dan Parah Intelektual Papua Namun ini memberikan poin Penting adalah  
Wamena pada  tanggal 23 agustus 2016 Dalam Diskusi Tentang Penulis Buku ini sedang Berpendapat Bahwa  Bulan Februari buku ini di publikasi Tutur Penulis Buku MARTHEN MEDLAMA,S.Pd M.S i.

" memangnya buku itu judulnya agak sedikit keras dalam wawancara khusus karena orang definisikan versus lawan padahal versus juga bisa berarti sebagai  perbandingan. Saya  diserang banyak tetapi saya sampaikan baca dulu isinya agar bisa memahami . 

apakah ada tulisan yg menjurus ke perlawanan antara gunung dan pantai atau tidak.. akhirnya mereka mengerti juga.. banyak org tidak mengalamai hal ini.. tetapi saya  dari kecil usia 3 tahun sudah di jayapura dan saya sangat merasakan bagimana orang bilang telinga potong, hidung berlubang. tangan potong, koteka dan lain lain, semua yang saya pernah alamih dan sebagian orang anak2 gunung yang pernah di jayapura alamih itu yang saya tulis agar hal-hal ini tidak boleh dipelihara dan harus dihilangkan jika Papua ini maju dalam kebersamaan.

Marthen "Tetapi saya  berterimakasih karena banyak org memberikan kritikan yang luar biasa.. ada yang agak keras.. ada yang mendukung.. tetapi itulah fenomena berpendapat.. terhadap suatu kajian atau masalah.

Terimakasih mudah-mudahan KaonakNewsPapua bisa memberikan pencerahan apa maksud tulisan ini.. jangan lihat di judul. 

karena judul itu bukan sembarang diangkat tetapi sudah merupakan sesuatu Realita yang ada depan mata kita saat ini..tutur Marten.

semoga Para Terpelajar Mahasiswa Papua di Jawa, Maupun  Papua bisa bahas.. dan saya sangat berharap buku ini bisa menjadi informan menjelaskan tentang tujuan buku ini.. sehingga tidak salah ..

 saya banyak di serang tapi saya bilang terimakasih atas masukan dan kritikan untuk edisi berikutnya.. tetapi kemudian saya menantang mereka untuk menulis lagi apa yang menjadi kekuarangan tulisan saya itu silahkan kalian tulis buku untuk mengcaouter tulisan saya.. 
setelah mewawancarai penulis.. mengatakan bahwa buku ini jika dilihat kaver judul terlihat keras karena menggunakan kata "Versus" yg diartikan lawan namun.. secara jujur saya katakan bahwa ini bukan sebuah perlawanan, paling tepat adalah " perbandingan " .. kita tidak bisa berupura-pura dengan apa yang sedang terjadi di depan mata kita.. banyak kasus konflik horizontal telah terjadi sebelum buku ditulis.. dan itu semua telah menjadi sumber utama penulisan buku ini... 

"Saya bertumbuh dan menghabiskan masa kecil saya di Jayapura saya juga mengalami perbandingan-perbandingan negatif tersebut .. namun melalui buku ini saya ingin mengajak kita sekalian khususnya generasi muda Papua untuk berkata tidak ada gunung, tidak ada pantai, tidak ada lembah .. tidak ada campuran gunung dan pantai yang ada adalah Papua. 

Ban-yak yang mengkritisi saya secara kasar sekali tetapi itu merupakan konsekwensi yg harus sy terima dan itu juga merupakan input buat saya dalam merevisi buku ini untuk cetakan berikutnya.

 Pada kesempatan yang baik ini.. saya memohon jangan hanya fokus dijudulnya tetapi bacalah isinya lalu berikanlah ide yang konstruktif demi penulisan dan revisi selanjutnya demi Papua tercinta.  Pungkas dalam wawancara 

Puji Tuhan akhirnya sampai saat ini belum ada yang berani menulis.. karena menulis adalah Talenta yg Tuhan kasih dan tidak semua org bisa menulis buku.. tetapi semua orang bisa mengkritisi .. saya berterimakasi terima kritikan itu normal tutur Marthen  Sebagai Penulis Asal Agamua Papua Wamena terang saat diskusi bersama kami kaonaknewsPapua.co.id

Di Erah baru ini kita wajib menjadi yang berbedah untuk melihat Papua kedepan yang aman agar kami Papua tetap satu dalam konteks Papua.

Bangsa Papua Bukan Bangsa Melayu tapi Kami Tetap Bangsa Melanesia yang punya nilai kultur yang berbedah, Mari Berkarya Untuk Papua  dari Talent yang di miliki untuk Menghapuskan stigma Kata Kami Orang Papua Terbelakang dan terisolir ini .
 
 
Editor : Melqysw






Posted by: -
Copyright ©(www.tabloid-wani.com


Tanggapan anda, Silahkan beri KOMENTAR di bawa postingan ini...!!!

Subscribe to receive free email updates: